Sururin dalam Rabi'ah al-Adawiyah Hubb al-Illahi (2000) mengutip Fariduddin al-Attar yang merawikan betapa memprihatinkan keluarga ini. Rumah mereka gelap gulita ketika Rabi'ah lahir. Sebab, tidak ada setetes pun minyak untuk menghidupi lampu. Bahkan, tidak terdapat sehelai kain pun untuk melindungi bayi yang baru lahir itu dari embusan angin
BincangSyariah.Com - Pernikahan merupakan jalan yang baik untuk menyatukan fitrah kemanusiaan. Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan salah satu sunnah Rasulullah itu. Begitu pentingnya pernikahan, sehingga harus dipersiapkan dengan matang. Banyak Ayat Al-Qur'an dan hadis nabi yang menganjurkan untuk melaksanakan pernikahan dengan berbagai kelebihan yang disebutkan didalamnya. (Baca Rabiah Al Adawiyah juga pernah menyatakan, "Saya melihat Nabi SAW dalam mimpi, Dia berkata: Oh Rabiah, cintakah kamu kepadaku? Saya menjawab: Oh Rasulullah, siapa yang menyatakan tidak cinta? Tetapi cintaku kepada pencipta memalingkan diriku dari cinta atau membenci kepada makhluk lain." Rabi'ah al-Adawiyyah. Rabi'ah al-Adawiyyah ( bhâsa Arab: رابعة العدوية القيسية) otabâ sè èkennal kalabân nyama Rabi'ah Basri arèya orèng sufi binè' sè èkennal kalabân kasoccèyan bân tarèsnanah mongghu Allah. [1] [2] [3] Rabi'ah panèka klan (bhâsa Arab: Mawlat) dâri klan Al-Atik suku Qays bin 'Adi, Rabi'ah Rabi'ah Al-Adawiyah dijuluki sebagai "The Mother of the Grand Master" atau Ibu Para Sufi Besar karena kezuhudannya. Ia juga menjadi panutan para ahli sufi lain seperti Ibnu al-Faridh dan Dhun Nun al-Misri. Kezuhudan Rabi'ah juga dikenal hingga ke Eropa. vcM7DK.